Jumat, 28 Februari 2014

Peringatan Untuk Yang Hidup Dengan Hal Profetik, Hidup di Bawah Hukum Taurat Adalah Hidup di Bawah Kutuk



Bacaan Harian: Galatia 3
 
Kita sering mendengar bahwa orang yang  hidup di bawah Hukum Taurat adalah orang yang hidupnya ada di bawah kutuk. Mungkin ada yang bertanya, apa maksudnya? Nah renungan kali ini adalah penjelasan untuk ini. :)


Apa yang membedakan orang percaya yang hidup di Perjanjian Lama dan di Perjanjian Baru?

atau lebih tepat lagi

Yang membedakan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kan yang utama adalah Sebelum Tuhan Yesus dan Setelah Tuhan Yesus datang ke dunia. Jadi apa yang membedakan orang percaya yang hidup sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia dan setelah Tuhan Yesus datang ke dunia?

Yang membedakan adalah Perjanjiannya. :)

Dulu orang percaya punya janji yang Tuhan ucapkan kepada Abraham bahwa semua orang-orang yang percaya kepada Allah, harus hidup turut dan taat menurut ketetapan dan perintah Tuhan yang disebut dengan Hukum Taurat. Yang perintah intinya yang paling terkenal adalah 10 Hukum Taurat yang diturunkan kepada Musa.

Kalau orang percaya melakukan itu semua dengan baik, maka orang percaya akan menerima janji Tuhan yaitu memperoleh segala pemeliharaan Tuhan, masa depan yang indah, keturunan yang besar yaitu anak-cucu yang tidak terhitung jumlahnya seperti pasir di laut, dan hidup kekal bersamaNya di sorga.

Tetapi.. siapa yang tidak hidup dengan baik sesuai dengan hukum Taurat, maka terkutuklah ia.

Itulah sebabnya orang percaya yang hidup di bawah hukum Taurat disebut sebagai orang yang hidup di bawah kutuk. Karena dasar dari kepercayaan mereka adalah kutuk. Atau bahasa mudahnya, orang melakukan hukum Taurat bukanlah karena sukacita dan cintanya untuk Tuhan, tetapi karena takut dikutuk. Inilah yang membedakan orang percaya yang di bawah hukum Taurat dan tidak.

Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat." (Galatia 3: 10)

Sayangnya.. orang yang hidup di bawah hukum Taurat ternyata tidak hanya ada di zaman dulu di Perjanjian Lama, tapi hingga sekarang pun masih ada orang-orang percaya yang hidup di bawah hukum Taurat. Bahkan entah sadar atau tidak, mereka mengajarkan untuk kembali kepada Hukum Taurat.

Mereka mengajarkan segala rutinitas-rutinitas, kewajiban-kewajiban dan segala sesuatu yang kembali ke zaman dulu sebelum Tuhan Yesus datang dan memperbarui janji itu.

Sejak Tuhan Yesus datang, kita telah dimerdekakan dari bawah kutuk hukum Taurat. Kita tidak lagi terikat dengan hukum Taurat. Kita hidup di zaman Kasih Karunia Tuhan yang berlimpah. 

Apa artinya?

Artinya jangan lagi kita justru mengikat diri kita sendiri dengan segala macam hal-hal yang sepertinya rohani tetapi justru malah menyusahkan hidup kita. Contoh: Misalnya segala macam hal-hal profetik seperti yang diajarkan suatu aliran Kristen di Indonesa. Kita diajarkan untuk kembali menggunakan benda-benda profetik seperti di zaman dulu Perjanjian Lama. Kembali menggunakan misalnya Panji-panji (bendera-bendera), patok-patok di tanah, minyak-minyak urapan untuk mengurapi segala benda mati dan orang, dll.

Seolah-olah jika tidak ada semua hal profetik itu, kuasa Tuhan tidak bekerja dengan sempurna. Atau seolah-olah jika tidak ada semua hal profetik itu, kuasa Tuhan kurang mantab atau malah seolah Kuasa Tuhan tidak bekerja sama sekali.

Padahal percayalah saudaraku, tanpa menggunakan panji-panji atau bendera-bendera negara malaysia misalnya, kita tetap bisa berdoa untuk malaysia tanpa kuasa Tuhan berkurang sedikitpun.

Tanpa minyak urapan, kita bisa berdoa mengurapi rumah kita tanpa kuasa Tuhan berkurang sedikitpun.

Tanpa patok-patok di tanah, kita bisa meng-klaim kota dimana kita tinggal ini untuk menjadi milik Tuhan, untuk diberkati Tuhan tanpa kuasa Tuhan berkurang sedikitpun.

Saya tidak mengatakan bahwa hal profetik sesat. Saya tidak mengatakan bahwa mereka sesat. Bagaimanapun saya yakin hati mereka sepenuhnya tetap percaya Tuhan Yesus Kristus. Maka nanti mereka tetap akan memperoleh bagian di dalam Kerajaan Sorga.

Tetapi yang saya mau katakan adalah; saya mengingatkan, jangan kembali membatasi kuasa Tuhan dengan segala hal-hal profetik seperti di masa lalu. Kuasa Tuhan itu bisa bekerja full, penuh tanpa membutuhkan hal-hal profetik sedikitpun. Jangan mengikat lagi diri kita dengan hal-hal profetik seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. (lihat dukun-dukun atau orang-orang dunia pun menggunakan benda-benda profetik)

Tuhan bilang bahwa gereja itu adalah diri kita sendiri. Untuk itu, untuk berdoa di tempat tinggi bagi kota kita, kita tidak perlu lagi nyari-nyari gedung yang paling tinggi atau nyari gunung untuk berdoa, No! Kita bisa berdoa di mana saja, dan disaat kita berdoa itulah, tempat kita berdoa menjadi tempat tinggi.

Jangan dibalik. Jangan membatasi kuasa Tuhan dengan hal-hal Profetik. Kuasa Tuhan bisa tetap bekerja tanpa harus menggunakan hal-hal profetik itu. Hal-hal profetik itu bukan berguna untuk Tuhan tapi berguna untuk mereka yang imannya dibangun dengan sesuatu yang bisa dilihat oleh mata. Karena memang itulah artinya hal profetik yaitu menjadi simbol  agar bisa dilihat oleh mata.

Tulisan kali ini agak panjang ya. Saya berharap saudara membacanya sampai habis.

Kita tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat. Kita hidup di bawah hukum Kasih. Bahwa kita harus mengasihi Tuhan Allah kita dan orang lain. Bahwa Tuhan sangat mengasihi kita, dan tahu apa kebutuhan setiap kita. Tidak akan dibiarkannya kita kekurangan dan hidup di bawah penderitaan.

Bukan hal-hal profetik yang Tuhan lihat, tetapi hidup kita, hati kita, cinta kita kepada Tuhan. 

Hidup untuk menyenangkan hati Tuhan itulah dasar hidup kita sekarang. Bukan karena takut dikutuk, tapi karena cinta kasih kita kepada Tuhan. Dan maka Kuasa Tuhan pun akan secara otomatis selalu kita alami di dalam hidup kita. Amin.

Share