Sabtu, 08 Februari 2014

Jangan Hobby Berdebat, Tuhan Ngga Ajarkan Begitu (Baca ya, Penting nih :).


Ada banyak, banyak, banyak, dan banyak sekali orang-orang yang suka berdebat dan berbantah-bantahan dengan orang lain tentang persoalan-persoalan yang sepele dan tidak penting. Bahkan saya lihat juga, sering  perdebatannya adalah tentang kebenaran agama seseorang.

Dan saya sering lihat, pada akhirnya mereka semua terbawa emosi dan saling serang, adu caci maki menjelek-jelekkan agama lawannya, dsb.


Sedihnya adalah, ternyata mereka yang berdebat itu bukan hanya orang-orang "luar" saja loh. Saya lihat bahkan anak-anak Tuhan sendiri pun banyak yang ikut-ikutan berdebat, saling menyalahkan agama-agama lain, saling menghina agama-agama lain.

Saudaraku, kita tidak bisa memenangkan orang lain dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Menghina agama mereka tidak akan membuat mereka bertobat dan masuk ke agama kita.

Sebaliknya, membela agama kita sendiri dengan kalimat-kalimat yang sarat emosi juga tidak akan membuat agama kita sendiri menjadi lebih baik.

Semakin kita hina agama orang lain, besar kemungkinan justru dia akan semakin mencintai agamanya. 

Dan semakin kita membela agama kita sendiri dengan menyerang agama lain, justru akan membuat agama kita semakin dibenci oleh orang lain.

Paulus telah memberikan kita teladan dan "menghimbau" kita bahwa kita ini anak-anak Tuhan tidak mempunyai kebiasaan berdebat dan saling berbantah-bantahan. (1 KOR.11:16).

Paulus juga menulis dalam suratnya kepada Timotius di 1 Timotius 2:23-25a.

(23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
(24) sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar,
(25a) dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan,..

Hindarilah soal-soal yang dicari-cari. Kita tahu bahwa topik itu pasti akan membawa perdebatan, dan kita tahu bahwa perdebatan itu tidak akan membuat mereka bertobat dan berbalik dari jalannya yang jahat. Bahkan justru akan menyalakan api emosi dan mungkin kebencian di antara kedua belah pihak. Siapa yang disenangkan kalau sudah begitu? Bukan Tuhan, tapi setan.

Jadi siapa yang ingin saudara senangkan? Tuhan atau setan? Silahkan tentukan pilihanmu sendiri. :)

Shalom, Tuhan Yesus memberkati. Amin.




Share