Sabtu, 01 Maret 2014

Apakah Orang Kristen Boleh Percaya Dengan Hari Baik?



Bacaan Harian: Galatia 4

Pada renungan kemarin, saya sudah membahas tentang orang yang masih hidup seperti di Perjanjian Lama. Hidup terikat dengan hal-hal yang profetik. Nah kali ini renungan kita akan membahas yang mirip dengan hal ini, yaitu tentang hari-hari baik.


Banyak adat dan kebudayaan di daerah-daerah Indonesia yang mempercayai tentang adanya hari-hari yang baik. Seperti misalnya untuk menikah tidak boleh dilakukan di hari ini, cuma boleh di hari itu.

Ada lagi misalnya untuk membuka usaha pun jangan dilakukan di hari ini, tapi di hari itu. Bahkan ada yang agak-agak konyol didengernya, ada yang kalo hari tertentu tidak boleh keluar rumah, karena bisa mendatangkan celaka. Agak repot ya, kalo pas hari tersebut yang sekolah mau ujian, atau yang bekerja, ngga boleh kemana-mana, harus diem aja di rumah.

Bagaimana Kekristenan memandang hal ini?

Sebenarnya Rasul Paulus telah membicarakan ini di Roma 14:1-23. (Bacalah 1 pasal ini secara utuh, karena pasal ini sangat menarik. Maksud saya, bukan berarti ada pasal lain yang tidak menarik ya hehe, jangan dibawa kesana).

Pada ayat 5 dan 6 dari Roma 14 itu, Paulus mengatakan bahwa jika ada saudara kita yang mempercayai tentang hari-hari yang baik itu, janganlah kita hakimi dan mendakwa dia sehingga membuatnya merasa tertuduh dan akhirnya menjadi batu sandungan buat dia. Karena kita percaya, bahwa jika dia sudah percaya kepada Tuhan Yesus, maka dia mempercayai hari-hari yang baik itu pasti berdasarkan kepada Tuhan Yesus juga.

Maksudnya dalam bahasa mudahnya gini. Misalnya dia percaya hari untuk menikah yang paling baik adalah hari sabtu, karena menurut dia hari sabtu adalah hari yang paling diberkati Tuhan. Nah, ini kan berarti dia tetap berdasarkan kepada Tuhan. Paling ngga, dia tetap percaya dan yakin bahwa sumber berkatnya adalah Tuhan bukan hari itu sendiri.

Hanya saja yang menjadi masalah, atau kalimat tepatnya, yang salah adalah keyakinannya bahwa Tuhan hanya memberikan berkatnya secara maximal pada hari-hari tertentu saja. Ini yang salah. Percayalah bahwa Tuhan memberkati semua hari sama. Tuhan pun memberkati kita pada hari apapun sama saja, tidak ada yang berbeda.

Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia. (Gal.4:11)

Ini yang menjadi ketakutan Paulus dalam Galatia 4. Di ayat yang ke 11 Paulus menyatakan tentang kekuatirannya kalau-kalau semua pelayanan selama ini kepada jemaat Galatia menjadi sia-sia gara-gara jemaat Galatia yang kembali ke masa lalu, kembali menghitung hari-hari baik, kembali dengan segala hal-hal profetik itu.

Jangan sampai orang percaya bahwa hari-hari baik lah yang memberikan berkat baginya. Sumber berkat adalah Tuhan, dan Tuhan memberkati pada semua hari sama.

Pun dengan benda-benda profetik. Jangan sampai orang-orang kristen menjadi terikat dengan benda-benda profetik, dan kemudian justru menjadi percaya dengan benda-benda profetik itu, kemudian menjadi seperti jimat. Jadi tidak ampuh lagi doanya kalau tidak ada benda-benda profetik.

Tuhan Yesus adalah sumber berkat. Tuhan Yesus adalah sumber kuasa. Tuhan Yesus adalah sumber mujizat. Dan Tuhan Yesus tidak terikat dengan hari-hari tertentu untuk memberkati. Tuhan Yesus bisa memberkati pada semua hari, kuasanya bisa bekerja pada semua hari, bisa melakukan mujizat pada hari apapun, jadi janganlah membatasi kuasa Tuhan dengan kepercayaan saudara akan hari-hari tertentu.

Jangan mengikat diri saudara sendiri dengan hal-hal profetik, atau kepercayaan akan hari-hari tertentu. Saudara adalah orang merdeka, yang tidak terikat dengan semua itu lagi. Kuasa Tuhan bekerja penuh saat kita datang dan berdoa dengan hati yang sungguh-sungguh, walau tanpa benda profetik, dan pada hari apapun.

Jadilah merdeka, jangan justru menjadi hamba lagi dari kepercayaan yang lama. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Share