Bacaan Harian: 2 Korintus 8
Dahsyat banget nih teladan yang Paulus tunjukkan dari jemaat-jemaat di Makedonia. di 2 Korintus 8:1-5 ini Paulus menuliskan bahwa jemaat-jemaat Makedonia itu mereka sendiri sedang dicobai dengan berbagai-bagai penderitaan. Namun hebatnya jemaat Makedonia ini tetap bersukacita justru dalam kemiskinannya, dan bahkan hebatnya, tetap bisa memberikan bantuan berkat untuk orang-orang kudus di tempat lain.
Dahsyat banget ya. Kalau orang dunia membaca ini pasti langsung mencemooh dan tidak percaya. Bagaimana mungkin di dalam kemiskinan justru bisa memberi berkat untuk orang lain? Tapi begitulah Firman Tuhan tuliskan.
Untuk orang luar yang belum mengenal kasih karunia Tuhan memang mustahil untuk bisa bersukacita dalam kekurangan. Tapi tidak dengan anak-anak Tuhan.
Kita diajarkan bahwa saat dijahati orang, kita justru harus mendoakan, memberkati dia. (Matius 5:39)
Kita diajarkan bahwa kita justru harus mengasihi orang yang membenci kita. (Matius 5:46)
Kita diajarkan bahwa kita harus memberikan pakaian untuk mereka yang telanjang dan tidak boleh menghindar saat orang yang kesusahan datang untuk meminta tolong kepada kita. (Yesaya 58:7)
Dan masih banyak lagi pengajaran tentang kasih yang ngga akan pernah bisa orang luar mengerti kalau tidak mengenal pribadi Tuhan Yesus dan melihat keteladanan yang Dia berikan.
Kita diajarkan untuk selalu berbagi. Sesungguhnya Firman Tuhan katakan, orang yang banyak memberi tidak akan kekurangan, justru akan diberikan kelimpahan.
(24) Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya,
Ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
(25) Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,
siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.
Amsal 11:24-25
Sebenarnya mengerti tentang hal ini tidaklah sulit. Selama saudara mau membuka hati untuk menerima pengajaran, saudara akan mengerti.
- Katakanlah ada 2 kakak adik berumur 10 dan 11 tahun.
- Tuhan itu bisa kita ibaratkan seperti orang tuanya.
- Setiap hari orang tua ini memberikan uang saku yang sama untuk ke2 anak mereka. Yaitu Rp.1.000,-
- Tapi ternyata 2 anak itu menggunakan uangnya secara berbeda.
- Si A menghabiskan uangnya Rp.1.000,- untuk jajannya sendiri.
- Si B membaginya dengan temannya yang miskin, yang tidak pernah diberi uang jajan oleh orang tuanya. Dengan demikian Si B hanya mendapat Rp.500,- saja.
- Melihat kebaikan hati Si B, orang tua ini senang. Lalu supaya adil, Mereka memberikan uang jajan Rp.2.000,- kepada si B, jadi si B tetap memperoleh Rp.1.000,-
- Selanjutnya, karena mendapat uang lebih besar, Si B membaginya untuk lebih banyak orang lagi. Si B membagi uang itu dengan 3 temannya yang miskin, sehingga mereka ber 4 bisa jajan sama-sama. Dengan demikian Si B hanya mendapat Rp.500,- lagi.
- Melihat hal ini, orang tuanya semakin senang. Lalu supaya adil Si A dan Si B, orang tua ini memberikan uang Rp.4.000,- untuk si B, dan tetap Rp.1.000,- untuk si A.
Jika saudara berpikir ini adalah cerita konyol, coba saudara posisikan diri saudara sebagai Orang tua, dan Si A dan Si B adalah anak-anak saudara. Bukankah saudara sebagai orang tua yang baik akan melakukan hal yang sama? Apalagi Tuhan kita di sorga yang adalah sumber berkat kita? Tuhan pun akan memberkati kita lebih jika kita mau menjadi saluran berkat untuk orang lain.
Nanti di artikel berikutnya saya akan menuliskan tentang arti lain dari perkataan "Apa yang kau ikat di dunia terikat di sorga, dan apa yang kau lepaskan di dunia, terlepas di sorga." Stay tuned ya, silahkan follow blog ini, atau ikuti akun facebook Jacky Supit dan klik Add as Close Friend, supaya menerima notif jika ada artikel baru. :)