Apakah Rasul akan menjadi suka pamer pelayanan di sosmed seperti pendeta-pendeta kekinian?
Selasa, 25 Februari 2014
Kisah Frustasinya Seorang Paulus (Jangan Bermegah).
Bacaan Harian: 2 Korintus 11
Sebelumnya, mohon ampuni saya karena terlambat menulis share renungan Firman Tuhan 2 hari kemarin. Saya hanya sempet baca tapi ngga sempat membagikannya. Saya sedang kewalahan mengatur waktu nih antara pelayanan, tugas PR kuliah yang begitu banyak, pekerjaan, dll. Apapun alasannya saya salah, maaf ya :)
Dalam pasal 2 Korintus 11 ini, saya merasa betapa Paulus rasanya seperti merasa sangat gemas, sangat frustasi gemas. Bukan frustasi depresi, maaf saya enggak menemukan istilah yang tepat untuk ini. Jadi saya sebutnya frustasi gemas aja ya hehe.
Paulus sepertinya sedang sangat frustasi gemas dengan orang-orang yang suka bermegah dengan dirinya sendiri atau dengan pelayanannya.
Saya enggak tahu apakah Paulus sedang menyindir beberapa orang-orang di Korintus yang dia dengar suka bermegah, tapi kalau dibaca keseluruhan kitab Korintus ini, tampaknya memang jemaat Korintus ada sedikit masalah dengan perselisihan dan kesombongan (kebermegahan).
Beberapa kali dalam banyak pasal di 2 Korintus ini Paulus menulis tentang bermegah. Dan tampaknya Paulus sangat gemas karena -mungkin beberapa- orang Korintus suka bermegah akan dirinya sehingga Paulus sampai "ikutan" bermegah dan berkata-kata seperti orang bodoh.
Dan saya setuju, saya bisa menggambarkan dengan jelas yang terjadi di pasal 11 ini di dalam kepala saya. Orang-orang yang menyebut-nyebut kelebihannya, pekerjaannya, jasa-jasa yang telah dia lakukan, bukankah di antara kita juga selama ini banyak yang seperti itu? Dan itu seperti orang bodoh, seperti orang gila Paulus bilang.
Kalau dalam bahasa saya sendiri, mungkin ini yang Paulus dengan gemas katakan di 2 Korintus 11:
Apa sih yang mereka banggakan? Apa sih hebatnya mereka? Apa sih lebihnya mereka dari saya?
Karena mereka orang Ibrani? Saya juga!
Karena mereka orang Israel? Saya juga!
Karena mereka keturunan Abraham? Saya juga!
Karena mereka hamba Tuhan? Saya juga! Bahkan lebih lagi! Pekerjaan saya lebih banyak! Saya kerja lebih keras dari semua orang! Saya disiksa, menderita, dikejar-kejar orang hendak dibunuh!
Apa sih hebatnya mereka sampe-sampe mereka mau bermegah? Membangga-banggakan pekerjaannya? Jasa-jasanya? Apa sih lebihnya mereka dari Saya?
Itu kalo bahasa saya sendiri ya. Kenyataannya bahkan tidak hanya di Korintus, tidak hanya di masa lalu. Hingga saat ini pun, banyak di antara kita yang suka menyebut-nyebut jasa kita sendiri, menghitung-hitung.
Berapa kali kita bilang seperti ini;
Ah masa saya disuruh ngerjain tugas kecil kaya gitu, saya ini kan ...... (silahkan isi sendiri).
Ah masa saya lagi yang disuruh itu, saya kan udah sering ngerjain itu. Yang lain lah.
Ah masa saya disuruh itu, emangnya selama ini yang saya lakuin buat gereja (atau keluarga, rumah, sekolah, komunitas lain) emangnya selama ini masih kurang yang saya beri?
Ah masa saya lagi yang harus keluar duit, saya kan udah nyumbang buat ini itu kemarin.
Banyak kan sampai sekarang entah sadar atau tanpa sadar kita mengeluh seperti ini? Tapi saya mau bilang; Heh! Udah sehebat apa sih kita? Belum seberapa kali kalo dibanding yang sudah Paulus dan rekan-rekan kerjanya lakukan. Pantaskah kita berkeluh kesah?
Pantaskah kita berkeluh kesah? Pantaskah kita mengeluh?
Saya berdoa semoga kita semua (termasuk saya) kembali mengingat hati hamba. Bahwa kita ini semua adalah hamba yang tidak berguna. Bisa dan boleh melayani Tuhan itu bukanlah beban tapi sebaliknya, melayani Tuhan itu justru adalah Kehormatan besar untuk kita.
Mari saudaraku kita saling berlomba-lomba untuk mengambil bagian dalam melayani Tuhan. Tidak peduli besar atau kecil bagian kita, mari berikan yang terbaik, persembahkan pekerjaan kita itu untuk Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati saudara semua, Amin.