Kamis, 23 April 2015

Binasa Karena Melayani Dengan Hati Yang Tidak Tulus | Kisah Para Rasul 8

Simon adalah seorang penyihir yang sangat dihormati di Samaria.  Ayat 10 mencatat bahwa orang banyak mengikuti Simon karena dia banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib dengan sihirnya. Simon sangat menyukai kekuasaan.



Simon sangat menyukai dihormati dan dipuji oleh orang banyak. Tetapi sejak Filipus datang memberitakan Injil di  Samaria, orang tidak lagi mengikuti Simon. Simon sendiri akhirnya bertobat dan memberi diri dibaptis. Sejak itu Simon selalu memperhatikan Filipus di dalam melayani Tuhan. Hingga akhirnya datanglah Petrus dan Yohanes untuk memberikan baptisan Roh Kudus kepada orang-orang di Samaria.

Melihat Petrus dan Yohanes memberikan Roh Kudus kepada orang-orang banyak melalui penumpangan tangan, Simon menjadi tertarik dan ingin memiliki kuasa yang sama seperti yang mereka miliki. Tetapi sayangnya hati Simon tidak tulus. Simon pikir kuasa itu seperti sihir yang dulu dia miliki, bisa dibeli dengan uang.

Dipikirnya kalau dia bisa menumpangkan tangan dan memberi Roh Kudus kepada orang-orang, maka dia akan kembali dihormati oleh orang banyak seperti saat Injil belum masuk ke Samaria. Dilihat orang, dihormati orang, dihargai orang, itu menjadi motivasi Simon.

Petrus melihat itu, maka ditegornya Simon dan diberikan kesempatan untuk bertobat (ay 22) Simon ingin melayani sama seperti Petrus. Akan tetapi motivasinya tidak benar, hatinya tidak tulus ingin melayani Tuhan, tetapi ingin dihormati dan dipuji. Petrus katakan dia akan binasa jika tidak bertobat dari keinginan hatinya itu.

Bagaimana dengan Anda? Ambil waktu sejenak untuk merenungkan. Karena kita bisa binasa jika kita tidak tulus.

Untuk apa Anda pelayanan? Apakah Anda ingin menyenangkan Tuhan? Atau ingin menyenangkan hati Anda sendiri?

Share